Feeds:
Pos
Komentar

Carilah perlindungan kepada Allah Ta’ala dan mohonlah kepada-Nya agar memilihkan yang terbaik dalam urusan-urusanmu. Sebab, sesungguhnya Dia tidak akan menterlantarkan orang yang mencari perlindungan kepada-Nya dan tidak akan merugikan orang yang memohon pilihan kepada-Nya [Ali bin Abi Thalib]

Doa 3 Perlindungan

Rosulullaah Saw. berdo’a:

“Yaa Allaah, aku berlindung kepada-Mu dari dunia yang dapat menghalangi kebajikan akhirat. Aku berlindung kepada-Mu dari hidup yang dapat menghalangi dari sebaik-baik kematian, dan aku berlindung kepada-Mu dari angan-angan yang dapat menghalangi sebaik-baik amal.” [HR. Ibnu Abi-d Dunya]

Bekal Perjalanan

Dalam salah satu khutbahnya, Khalifah Umar bin Abdul Aziz mengatakan, “Setiap perjalanan pasti membutuhkan bekal. Oleh karena itu jadikanlah takwa kepada Allaah sebagai bekal untuk perjalanan kalian ke negri akhirat. Jadilah kalian seperti orang yang sudah melihat dengan mata telanjang pahala dan hukuman yang telah disiapkan oleh Allaah. Tanamkanlah perasaan harap-harap cemas dalam hati kalian. Jangan habiskan waktu kalian sehingga hati kalian menjadi keras, lalu kalian tunduk kepada musuh kalian. Demi Allaah, tidak akan bisa leluasa berangan-angan seseorang yang tidak tahu apakah ia masih mendapati waktu pagi ketika ia sedang berada di waktu sore, dan apakah ia masih mendapatkan waktu sore ketika ia sedang berada di waktu pagi. Sangat boleh jadi, di antara waktu sore dan pagi ada kematian.”

Salman al-Farisi menuturkan, “Ada tiga orang yang aku merasa heran sehingga membuatku tertawa, yakni yang mengangan-angankan dunia padahal ia sedang diburu oleh kematian, orang yang lalai tetapi ia tidak mau menerima nasihat, dan orang yang selalu tertawa padahal ia tidak tahu apakah Tuhan semesta alam murka atau ridlo’ kepadanya. Dan ada tiga hal yang aku merasa sedih sehingga membuatku menangis, yakni perpisahan dengan orang-orang tercinta (Muhammad Saw. dan golongannya), huru-hara kiamat, dan ketika aku berdiri di hadapan Allah tanpa tahu apakah aku akan diperintahkan masuk surga atau ke neraka.”

Sedangkan Suftan ats-Tsauri mengatakan, ‘Aku mendengar bahwa seseorang itu diciptakan dalam keadaan dungu. Seandainya tidak begitu, tentu ia tidak bisa merasakan kesenangan hidup.’

Lalai dan Angan-angan

Al-Hasan al-Bishri memgatakan, “Lalai dan angan-angan adalah dua nikmat besar yang dianugerahkan Allaah kepada manusia. Jika tidak ada keduanya, niscaya orng-orang muslim tidak akan ada di jalan-jalan.”

Dalam sebuah atsar disebutkan bahwa Mutharrif bin Abdullah mengatakan, “Seandainya tahu kapan ajal kematianku, aku khawatir akalku akan hilang. Tetapi Allaah Ta’ala telah menganugerahi hamba-hamba-Nya dengan lalai pada kematian. Bila tak ada anugerah ini, tentu mereka tidak akan merasakan kesenangan hidup, dan tidak ada pasar yang dibangun di tengah-tengah mereka.”

Al-Hasan ra. berkata, Rosulullaah bertanya kepada para sahabatnya:

“Apakah kalian semua ingin masuk surga?” Para sahabat menjawab, ‘Tentu yaa Rosulullaah. Beliau lalu bersabda, “Kalau begitu jangan banyak angan-angan. Letakkan ajal kalian di depan mata. Dan merasa malulah kepada Allaah dengan sungguh-sungguh.” [HR. Ibnu Abu-d Dunya]

Dalam sebuah riwayat, pada suatu hari Nabi Isa as.. duduk di dekat seorang kakek yang tengah menggali tanah dengan cangkul. Ia berdo’a, “Ya Allaah, tolong kembalikan angan-angan kepadanya.” Seketika sang kakek meletakkan cangkulnya lalu berbaring. Satu jam kemudian, ia berdo’a lagi, “Ya Allaah, tolong kembalikan angan-angan kepadaya.” Seketika sang kakek bangkit dan meneruskan pekerjaannya. Ketika ditanya oleh Nabi Isa tentang apa yang terjadi, sang kakek menjawab, “Ketika sedang mencangkul, jiwaku berbisik, ‘berapa lama lagi kamu akan bekerja? Padahal saat ini kamu sudah cukup tua.’ Itulah sebabnya mengapa tadi seketika aku meletakkan cangkul dan berbaring. Kemudian jiwaku berbisik lagi kepadaku, ‘Demi Allaah, betapa pun kamu harus mempertahankan hidup.’ Itulah sebabnya tadi aku lalu bangkit kembali memegang cangkul.”

Golongan pertama dari umat ini selamat karena keyakinan dan zuhud. Dan golongan terakhir dari umat ini binasa karena kekikiran dan angan-angan. [HR. I. Abi-Dunya]